Sunday, April 28, 2019

My Trip to Malaysia : Kuala Lumpur, Genting, Melaka (12-15 Desember 2018) - Bahagia Bersama AirAsia #BahagiaBersamaAirAsia


HARI PERTAMA : CENTRAL MARKET, CHINA TOWN, PETRONAS TWIN TOWER, BERJAYA TIMES SQUARE
Tiket gratis lagi!! Yuhuuuu… Kebayang gak sih ketika Rp400.000,00 udah cukup buat naik pesawat pergi pulang ke Malaysia? Yup, saya dapat seharga Rp400.000,00 (hanya bayar airport tax saja) untuk perjalanan kali ini. Pasti panyak pertanyaan, "Kok bisa??". Jawabannya, PASTI BISA kalau terbangnya pakai Air Asia. Jujur, saya sudah berkali-kali mendapatkan tiket gratis dari Air Asia. Saya sangat bahagia terbang bersama AirAsia.
Bagaimana caranya bisa dapat tiket gratis? Wah, caranya gampang banget. Pertama, pastikan sudah daftar menjadi anggota BIG ya.. Keuntungannya adalah, kita bisa mengumpulkan poin yang nantinya akan bisa ditukar dengan tiket. Keuntungan lain yang paling saya suka adalah saya mendapatkan akses 1 hari sebelum non anggota BIG untuk berburu tiket gratisnya. Sesuai pengalaman saya yang sering banget dapat tiket gratis, gak susah koq dapatnya. Asal jangan carinya pas high season aja ya. Pembelian tiketnya pun bisa melalui website www.airasia.com atau lewat aplikasi. Kalau saya, selalu menggunakan aplikasi karena jauh lebih mudah dalam memesan dan bisa pesan kapan saja dan di mana saja. Bagi yang mau coba pesan tiket AirAsia, boleh klik di https://www.airasia.com/id/id ya..
Kali ini, saya pergi bertiga (bersama orang tua, yang Puji Tuhan sehat, berumur 57 dan 60 tahun). Karena perjalanannya bersama orang tua, artinya harus memikirkan kenyamanan mereka, tapi dengan biaya yang terbatas. Perjalanan murah, tapi nyaman bagi mereka. Sebelum berangkat, saya terlebih dahulu membeli makanan (pre-book meal) untuk di pesawat (karena penerbangan pagi), membeli kursi (supaya kami tetap duduk bersebelahan), dan tentunya membeli bagasi. Semuanya saya lakukan melalui aplikasi. Saran saya, beli makanan dan bagasi sebelum berangkat ya, karena jadi lebih murah. Oh ya, check-in juga bisa dilakukan lewat aplikasi loh. Kalau saya, check in lewat mesin yang ada di bandara. Jadi tidak perlu antri lagi. Proses check in di bandara sangat mudah, tinggal scan paspor. Kalau ada bagasi, tinggal pilih bagasinya berapa banyak. Nanti akan keluar stiker untuk dipasang di kopernya. Kalau masih bingung, jangan khawatir. Banyak petugas yang siap membantu.
Saya sangat suka terbang dengan AirAsia. Karena sesuai pengalaman saya, take-off dan landingnya selalu mulus. Maklum, saya termasuk orang yang takut kalau take off dan landing. Padahal sudah sering naik pesawat, tapi tetap saja jantung berdebar-debar. Hihihi...
Sebelumnya, saya sudah booking hotel secara online, namanya Hotel Bintang Warisan. Saya selalu menginap di hotel ini ketika saya berkunjung ke Kuala Lumpur. Alasan pertama, karena lokasinya sangat strategis, yaitu di area Bukit Bintang, jalan utama, dekat dengan banyak shopping mall, dekat dengan Jalan Alor (jalan yang penuh dengan restoran murah), dan yang terpenting sangat dekat dengan stasiun Monorail (5 menit jalan kaki) dan stasiun MRT (2 menit jalan kaki). Alasan kedua, hotel ini menyediakan triple room dengan harga terjangkau, yaitu sekitar Rp600.000,00 per malam. Dan alasan yang paling penting adalah, hotel ini menyediakan makan pagi dan makan siang (yang bisa diganti menjadi makan malam). Jadi gak usah bingung cari tempat makan. Biasanya saya cari makan ringan di sepanjang perjalanan, dan makan berat di hotel.
Saat pertama kali menuju hotel ini, saya sempat bingung mencarinya. Bertanya pada orang-orang sekitarpun tidak ada yang tahu. Jadi, ketika keluar dari stasiun monorail, langsung cari arah menuju ke jalan Alor. Ikuti saja jalan utama (kalau ke Jalan Alor harus belok, hotel ini lurus terus).

Salah satu menu sarapan di Hotel Bintang Warisan
Perjalanan naik Air Asia dari Jakarta ke Kuala Lumpur ditempuh dalam waktu 2 jam. Pukul 09.15 waktu Malaysia (lebih cepat 1 jam dari Indonesia), pesawat kami mendarat di bandara KLIA 2. Sebelum memulai perjalanan, saya memutuskan untuk membeli sim card di airport, supaya bisa googling tempat wisata dan cari-cari rute perjalanan. Tadinya saya berpikiran untuk sewa modem internet, seharga Rp50.000,00 per hari. Tapi setelah dipikir, saya takut terpisah dengan orang tua selama perjalanan. Jadi biar aman, lebih baik pakai sim card, sehingga tetap bisa komunikasi jika terpisah. Banyak counter yang resmi menjual sim card. Harganya pun gak beda jauh kalau menurut saya. Saya cari counter yang agak sepi. Jadilah saya beli sim card Hot Link dengan harga RM36, unlimited untuk 7 hari kalau gak salah. Jadi nomor WA kita gak berubah, masih sama dengan nomor yang di Indonesia.
Saya memutuskan untuk naik KLIA Express untuk menuju ke KL Sentral. Mahal sih (RM 55 / orang), tapi sangat nyaman dan kapan lagi bisa merasakan naik kereta express di negara lain :p. Dari KLIA 2, kereta ini mampir di KLIA, baru langsung menuju ke KL Sentral. Perjalanan ditempuh selama kurang lebih 40 menit. Oh ya, kalau beli online, bisa dapat harga lebih murah. Tapi saya gak berhasil beli online. Gak tau kenapa, mungkin saat itu lagi error. Kalau beli di conuter langsung untuk pulangnya juga, bisa dapat lebih murah. Saya hanya beli sekali jalan karena pulangnya masih belum pasti naik apa (berasa mahal kalau naik kereta ini lagi. Hahaha..). Kalau mau naik Grab juga bisa loh. Waktu saya datang, Grab sedang ada promo, perjalanan dari dan ke bandara RM 65 saja. Naik taksi ke area Bukit Bintang juga hanya sekitar RM 80-90 saja.  Tapi perlu diingat bahwa Kuala Lumpur juga banyak macetnya. Gak separah di Jakarta sih. Perjalanan naik taksi dari KLIA 2 ke Bukit Bintang sekitar 1 jam.
KL Sentral adalah stasiun pertemuan KLIA Express, KTM, LRT, dan Monorail. Berhubung saya datang bukan di high season, jadi gak terlalu ramai. Kalau mau naik monorail, kita harus jalan ke arah mall Nu Sentral (naik 1 lantai), lalu tinggal mengikuti arah ke stasiun monorail. Untuk naik monorail, kita harus beli token di mesin (bukan lewat counter). Pembelian token lewat mesin sangat mudah, tinggal mengikuti petunjuk saja. Jangan lupa siapkan uang kecil ya. Naik monorail dari KL Sentral ke Bukit Bintang RM 2.50.
Tiba di Bukit Bintang, saya langsung ke hotel. Waktu menunjukkan pukul 10.45. Saya hanya berencana untuk datang dan titip koper, karena check-in mulai pukul 14.00. Tapi ternyata, ketika saya datang, pihak hotel langsung mengijinkan saya masuk kamar, sehingga bisa istirahat sejenak sebelum memulai petualangan lagi.
Rencana awal, saya hari ini mau ke Batu Caves, Central Market, area China Town dan ke Petronas Twin Tower. Tapi setelah dipikir-pikir, sepertinya waktunya tidak cukup panjang. Jadi saya mengubah rute, Batu Caves di hari terakhir saja. Dari hotel, saya jalan kaki ke stasiun MRT (sekitar 2-3 menit) dan naik MRT Ke stasiun Pasar Seni (RM 1.40). Dari turun MRT, Ikuti arah petunjuk ke Central Market. Banyak restoran murah di sini. Saya makan bertiga sekitar RM 40 saja, sudah berikut minum jus.
Setelah makan siang, saya menuju ke Central Market. Ini adalah pusat oleh-oleh dan pusat batik indoor dan ber-AC. Lumayan buat ngadem kalau cuaca panas. Di sini, kita bisa beli berbagai kaos bertuliskan I Love KL (dengan berbagai motif, ada juga yang glow in the dark), gantungan kunci, coklat, cemilan, dll. Kalau suka buah-buahan (rujak) dan air tebu, di sini juga ada. Setiap ke Central Market, saya pasti beli rujak buah dan sari tebu. Ada di lantai dasar, di tengah-tengah dekat toko-toko coklat. Saya juga menyempatkan diri untuk membeli kue putu bambu, tapi menurut saya rasanya tidak seenak kue putu yang ada di Indonesia. Hihihi..
Dari Central Market, saya ke area China Town.  China Town ini dekat dengan Central Market, tinggal menyeberang jalan dan cari area keramaian. Banyak lampion yang digantung di area China Town ini. Di sini juga banyak yang menjual souvenir untuk oleh-oleh dengan harga yang murah-murah. Barang yang paling banyak dijual di sini adalah kaos, tas, dan gantungan kunci. Harganya tentu lebih murah daripada di Central Market.
Dari China Town, saya menuju ke Petronas. Dari area China Town, saya menuju ke stasiun LRT Pasar Seni. Dari sana naik LRT ke stasiun KLCC hanya berjarak 4 stasiun dengan harga RM 2.10. Stasiun KLCC ini berada di basement Suria KLCC mall, dimana Petronas berada. Sempatkan ke Roti Boy yang ada di basement mall ini untuk membeli sandwichnya. Cukup enak dengan harga terjangkau, mulai RM 7.00 kita sudah bisa mendapatkan 2 potong roti lapis isi tuna. Ada juga yang isi daging ayam. Di Suria KLCC ini juga saya membeli Garrett Pop Corn yang tentunya tidak ada di Indonesia.
Banyak yang dapat kita lakukan di Suria KLCC Mall ini. Selain mengunjungi Petronas, kita juga dapat mengunjungi Petroscience yang berada di lantai 4. Kali ini saya tidak mengunjungi Petroscience karena sebelumnya saya sudah pernah masuk. Arena ini sangat saya sarankan untuk dikunjungi oleh wisatawan yang membawa anak kecil. Banyak pengetahuan sains yang dapat diperoleh dengan berkunjung ke sini.

Foto selfie dengan menggunakan tongsis di Petronas saat gerimis
Setelah puas menghabiskan waktu di KLCC, saya memutuskan untuk berjalan-jalan sebentar ke Berjaya Times Square Mall yang hanya berjarak 1 stasiun monorail dari area hotel saya, yaitu di stasiun Imbi. Cara ke mall ini, dari stasiun LRT KLCC menuju ke stasiun KL Sentral (RM 2.40), lalu berpindah ke stasiun monorail, kemudian menuju ke Imbi (RM 3.10).
Berjaya Times Square merupakan mall yang cukup luas dan tinggi. Mall nya sekitar 10 lantai. Saya tidak terlalu banyak belanja di sini karena menurut saya, barang yang dijual hamper mirip dengan di Jakarta. Jika waktunya pas, Uniqlo di mall ini suka mengadakan diskon besar-besaran. Waktu itu saya pergi di bulan Oktober, mereka sedang mengadakan diskon. Saya banyak membeli kaos dengan harga mulai dari RM8.00 saja. Setelah saya googling, ternyata bulan Oktober merupakan super low season di sana, sehingga banyak diskon.
Setelah lelah mengelilingi mall yang luas ini, saya memutuskan untuk menikmati makan malam gratis di hotel, lalu beristirahat dan menyiapkan energi untuk besok ke Genting.

HARI KEDUA: GENTING HIGHLANDS
Beberapa kali ke Malaysia, tapi saya belum pernah mencoba ke Genting. Baru kali ini memberanikan diri ke sana. Kalau menurut data yang saya cari di internet, sebenarnya bisa naik taksi. Tapi karena saya mau mencoba naik skyway yang terkenal itu, jadi saya memutuskan untuk naik bus saja. Bus GoGenting ini berada di stasiun KL Sentral. Adanya di area parkir luar basement KL Sentral. Tidak sulit mencarinya. Banyak petugas yang dapat ditanyai. Saya membeli karcis untuk berangkat dengan harga RM 12.00 (RM 8.00 untuk bus dan RM 4.00 untuk skyway). Si penjual tiket menawarkan tiket pulang, tapi saya piker karena bukan high season, jadi saya tidak beli dulu. Setelah menunggu beberapa menit, saya lihat antrian yang sangat panjang untuk naik bus. Jadi, karena saya takut tidak mendapat tiket pulang, akhirnya saya beli tiket pulang juga. Benar saja, saya hampir tidak kebagian tiket pulang. Akhirnya saya mendapat tiket pulang pukul 16.30 dari Genting.
Perjalanan naik bus ditempuh kurang lebih 1 jam. Tidak macet, mungkin karena masih pagi. Setelah sampai di perhentian bus, udara dingin langsung menyelimuti. Suasananya juga agak mendung-mendung. Untuk naik Awana skyway, kita harus naik ke lantai yang paling atas. Ternyata di ataspun masih sangat sepi. Tidak antre panjang. Skyway ini tidak akan berhenti, tapi jalannya cukup lambat sehingga kita aman menaikinya. Ya mirip-mirip dengan naik atau turun bus Kopaja di Jakarta.

Antrian naik Awana Skyway yang masih sepi karena masih pagi
Sebelum ke perhentian paling ujung (Sky Avenue), saya mampir ke Chin Swee Station. Untuk menuju ke Chin Swee Temple, kita perlu menuruni eskalator yang cukup banyak (saya lupa berapa jumlahnya). Sampai di bawah, kami disambut gerimis yang katanya selalu turun di area Genting. Di Chin Swee Temple, kita dapat melakukan “perjalanan ke neraka”. Saya merinding melihat patung-patung yang menggambarkan suasana di neraka. Di sini juga terdapat pagoda yang tinggi. Banyak spot foto yang bagus di area ini, ditambah dengan angin yang bertiup dan gerimis pastinya membuat foto semakin oke.

Chin Swee Temple
Setelah kedinginan di Chin Swee Temple, saya melanjutkan perjalanan lagi dengan skyway menuju ke Sky Avenue. Tidak perlu membayar lagi karena biayanya sudah termasuk dalam RM 4.00 tadi. Sky Avenue terletak di paling atas, jadi untuk ke sana, siapkan jantung ya. Tadi, saat pertama naik skyway ke Chin Swee Temple, saya termasuk berani. Tapi ketika naik ke Sky Avenue, saya jadi takut juga. Saking tingginya dan gelap tertutup kabut, ditambah dengan skyway yang goyang akibat tertiup angin kencang. Tapi jangan khawatir, menurut petugasnya yang kebetulan naik bareng saya, katanya ini aman dan setiap haripun seperti ini kondisinya. Mungkin karena baru pertama kali naik, jadi saya takut juga. Lumayan, olah raga jantung selama 10 menit. Hahaha..

Pemandangan dari skyway yang tertutup kabut
Perhentian terakhir terdapat di Sky Avenue station. Ini adalah mall yang paling ramai di Genting. Di sini terdapat hotel Resort World yang sangat luas dan juga terdapat area Kasino. Sayang sekali, saya tidak menyempatkan diri menginap di hotel ini dan ke area kasino. Mudah-mudahan lain kali bisa mencoba menginap di hotel ini.
Sky Avenue Mall dengan tema Natal
Seperti layaknya mall besar di Jakarta, barang-barang yang dijual di mall ini adalah barang branded. Saya tidak membeli apa-apa di sini. Hanya mampir ke Starbucks untuk membeli Tumbler saja. Karena sudah mendekati Natal, banyak dekorasi Natal yang dapat dijadikan spot foto. Selain itu, ada juga pertunjukkan lampu yang disesuaikan dengan iklan film pada layar besar. Makan siang di mall ini banyak variasinya. Saya mencoba makan di Wendy’s. Untuk makan bertiga, saya menghabiskan kira-kira RM 50.00, tanpa minuman.
Karena saya sudah mengantongi tiket pulang pukul 16.30, saya kembali naik skyway untuk turun pukul 14.30. Masih banyak waktu karena saya ingin melihat-lihat beberapa toko yang ada di gedung yang sama untuk naik bus pulang. Di sini ada toko oleh-oleh yang menjual cemilan, coklat-coklat, kacang, dll. Harganya juga cukup terjangkau mengingat cemilan yang dijual cukup unik dan tidak ditemui di Kuala Lumpur.
Pukul 16.00 saya sudah standby menunggu bus. Tempat tunggu busnya enak, full AC, dan tertib. Tepat pukul 16.30, bus datang. Perjalanan pulang ke KL Sentral juga tidak macet, hanya sekitar 1 jam. Dari KL Sentral, saya langsung pulang ke hotel karena dapat makan malam gratis. Lumayan..

HARI KETIGA : MELAKA
Sama seperti Genting, sayapun belum pernah ke Melaka. Perjalanan ke Melaka lebih jauh daripada ke Genting, sekitar 2,5 jam dengan menggunakan bus dari Terminal Bersepadu Selatan. Dari Bukit Bintang, saya naik monorail ke KL Sentral (RM 2.50), lalu menyambung dengan menggunakan KTM Komuter Line ke stasiun Bandar Tasik Selatan (RM 2.40). Terminal Bersepadu Selatan terletak tidak jauh dari stasiun Bandar Tasik Selatan, tinggal mengikuti petunjuk arah. Saya membeli karcis bus yang paling cepat berangkat, yaitu pukul 09.10. Harga tiketnya RM 10.00. Menurut saya, terminal ini sangat nyaman, tidak seperti terminal bus di Jakarta.
Perjalanan 2,5 jam ditempuh dengan lancar, tanpa kemacetan. Tadinya begitu sampai di Melaka, saya berencana untuk membeli tiket pulang. Tapi setelah melihat sekeliling dan cukup sepi, sepertinya nanti saja baru beli pasti kebagian. Setelah sampai di Melaka Sentral, saya mencari bus dengan nomor 17 tujuan Ujung Pasir untuk menuju ke Bangunan Merah. Tidak perlu beli karcis dulu karena bayarnya langsung ke supir bus saat kita naik. Tinggal menyebutkan “Bangunan Merah” saja dan kita langsung bayar RM 1.50. Diusahakan membayar dengan uang pas untuk menghindari antrian penumpang di belakang yang mau naik. Perjalanannya tidak lama, hanya sekitar 15 menit. Cara mengetahui bahwa kita sudah dekat adalah “kemacetan”. Jadi, jika kita sudah menemui kemacetan dan di kiri kanan jalan sudah berwarna merah, maka kita akan sampai. Biasanya, supir juga akan memberi tahu.
Di area Bangunan Merah ini, banyak terdapat spot foto, tempat makan, dan pedagang oleh-oleh khas Melaka. Jangan lupa juga menikmati Sungai Melaka dengan naik Melaka River Cruise. Satu hal yang sulit dicari di Melaka adalah toilet. Jadi, kalau mampir untuk makan, sekalian saja ijin ke toiletnya. Hahaha..

Bangunan Merah atau Christ Church Melaka
Jika ingin membeli oleh-oleh dengan harga murah, kita bisa ke Jonker Street. Saya membeli banyak aksesoris lucu dengan harga murah di sini. Mulai dari RM 2.OO, saya sudah mendapatkan gantungan kunci yang bergambar kucing. Banyak juga kaos-kaos bertuliskan Melaka. Saya membeli 1 kaos Melaka yang bahannya mirip seperti kaos Coconut Island dengan harga RM 20.00. Jika membeli 3, akan dapat diskon lagi.
Sayang sekali waktu saya ke Melaka, cuaca hujan. Jadi saya kurang puas dalam mengeksplor Melaka. Untuk kembali ke Melaka Sentral, tinggal naik bus 17 lagi di tempat kita turun tadi (RM 2.00). Hanya saja, untuk perjalanan pulang ini, saya membutuhkan waktu yang lebih lama karena ternyata bus ini berputar 1 rute penuh dulu untuk kembali ke Melaka Sentral. Jadi, kalau tadi dari Melaka Sentral ke Bangunan Merah hanya 15 menit, untuk arah sebaliknya membutuhkan waktu kurang lebih 40 menit. Tapi lumayan lah, jadi bisa jalan-jalan gratis mengelilingi kota Melaka.
Di Melaka Sentral, saya melihat kepadatan yang luar biasa. Padahal tadi waktu datang, terminal ini masih sangat sepi. Saya langsung antri untuk membeli tiket pulang. Saya ambil antrian bus yang paling pendek dan mendapat tiket pukul 17.00. Itupun saya dapat duduk di yang paling belakang.
Ternyata Malaysia juga tidak berbeda dengan Jakarta untuk soal kemacetan. Perjalanan pulang lebih lama dari perjalanan berangkat, sekitar 3,5 jam. Karena sudah lelah dan cuaca hujan, jadi saya menikmati perjalanan dengan tidur saja.
Saat ingin naik KTM dari Bandar Tasik Selatan ke KL Sentral, saya dipusingkan dengan berubahnya cara membeli tiket KTM. Kebetulan sekali, waktu itu baru ada perubahan pembelian tiket KTM, padahal pagi ketika saya berangkat, cara belinya masih sama. Jadi pembelian tiket saat itu tidak bisa hanya sekali jalan. Kita diwajibkan untuk membeli kartu dan diisi ulang. Setelah bertanya-tanya ke petugas, akhirnya saya beli kartu itu dan memutuskan untuk mengembalikan kartunya setelah sampai di KL Sentral untuk mendapatkan refund. Namun, ketika saya sampai di KL Sentral, kartu tersebut tidak bisa direfund karena kantornya sudah tutup. Katanya, besok paginya baru bisa direfund. Tidak masalah karena besok saya mau ke Batu Caves, jadi bisa mampir dulu ke KL Sentral.

HARI KEEMPAT : BATU CAVES – PULANG
Hari terakhir. Sedih banget membayangkan hari ini harus kembali pulang. Waktu 4 hari rasanya kurang untuk jalan-jalan. Hihihi..
Hari terakhir ini saya hanya ke Batu Caves, karena perjalanan ke sana naik KTM lumayan lama. Cara menuju ke Batu Caves adalah dengan naik monorail ke KL Sentral dan dilanjutkan dengan KTM ke Batu Caves. Ternyata ke Batu Caves ini masih menggunakan kartu yang sama dengan yang semalam saya dapatkan ketika pulang dari Bandar Tasik Selatan. Jadi tinggal minta petugasnya isi saldo lagi untuk pulang pergi ke Batu Caves. Harganya RM 2.70 untuk sekali jalan.
Lagi-lagi kesabaran saya diuji. Saya tahu sih, memang KTM ke Batu Caves ini biasanya lama datangnya, tapi biasanya hanya 15 menitan. Nah, kali ini berhubung karena si KTM sedang melakukan banyak pembaruan, jadilah kami menunggu KTM datang sampai sekitar 1 jam. Cukup kesal karena jadi membuang-buang waktu. Perjalanan dari KL Sentral ke Batu Caves juga cukup lama, karena Batu Caves adalah stasiun yang terakhir. Tapi, namanya juga lagi jalan-jalan, dinikmati saja setiap kesulitannya. Hihihi..
Batu Caves adalah salah satu tempat favorit saya kalau ke Malaysia. Tidak pernah sekalipun saya absen mengunjungi tempat ini. Masuknya gratis, banyak spot foto yang keren, apalagi setelah tangga-tangga di Batu Caves ini dicat warna-warni. Jadi tambah indah.
Jika ke Batu Caves, jangan lupa membeli buah-buahan di sini. Penjualnya adalah orang India. Saya pribadi sangat suka dengan buah yang dia jual. Rasanya sangat manis. Saya biasa membeli buah nangka dan nanas.
Spot foto untuk di Batu Caves adalah di depan patung Dewa Murugan yang berwarna emas. Kita juga bisa menaiki tangga yang berjumlah 272 anak tangga dengan banyak monyet-monyet iseng yang berkeliaran. Di atas terdapat goa untuk beribadah. Karena ini adalah tempat ibadah bagi yang beragama Hindu, maka lebih baik jika kita memakai pakaian yang pantas.
Spot foto di Batu Caves

Sebenarnya mau ambil foto saat burung-burungnya berterbangan, tapi susah ambil fotonya :D
Setelah lelah naik tangga dan berfoto-foto, saya balik ke hotel untuk mengambil koper yang tadi saya titipkan saat check out dan segera menuju ke bandara untuk pulang. Tidak lupa mampir ke KL Sentral untuk refund kartu KTM. Tapi apa daya, karena ini hari Sabtu, jadi kantornya tutup. Alhasil, 3 kartu KTM itu saya bawa pulang untuk kenang-kenangan walaupun tidak ikhlas.. :D
Dari hotel saya di Bukit Bintang ke bandara, saya naik taksi argo (minta tolong resepsionis hotel yang mencari) dengan biaya RM 80.00. Saran saya, lebih baik menggunakan taksi online, karena harganya lebih murah. Ditambah lagi saat itu ada promo dari Grab untuk taksi dari dan ke bandara dengan harga yang lebih murah lagi.

Inilah cerita perjalanan saya selama 4 hari. Saya menghabiskan total biayasekitar RP5.000.000,00 untuk 4 hari dan untuk 3 orang. Biaya ini sudah termasuk tiket pesawat, hotel, dan oleh-oleh. Semoga artikel ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat ya.. Terutama bagi yang pertama kali ke Malaysia. Jangan takut untuk ke Malaysia, karena tidak jauh berbeda dengan Indonesia.