Wednesday, November 27, 2019

Tips dan Trik Berburu Tiket Gratis AirAsia #BahagiaBersamaAirAsia


Baru-baru ini, AirAsia mengadakan BIG SALE tiket gratis ke beberapa destinasi wisata. Seperti biasa, saya juga ikutan berburu. Hasil perburuan saya adalah 3 buah tiket gratis pergi pulang dari Jakarta ke Kuala Lumpur untuk bulan Februari 2021. Harga tiketnya benar-benar gratis. Jadi saya hanya membayar airport tax saja, seharga Rp929.700,00 untuk bertiga. Setelah mendapat tiket gratis ini, tentu saja saya akan “pamer” di status Whatsapp dan di story medsos saya. Nah, dari sinilah banyak pertanyaan yang muncul “Kok kamu bisa dapat tiket gratis terus? Gimana sih caranya? Harus begadang ya? Kok aku cari untuk 4 orang tapi gak ketemu?”

Hasil perburuan saya kemarin

Sebenarnya di artikel sebelumnya, saya sudah pernah menjelaskan mudahnya berburu tiket gratis AirAsia ini. Bagi yang belum membaca, boleh baca dulu ya di sini. Tetapi, karena masih banyak pertanyaan, saya akan menjelaskan lebih rinci di artikel ini ya. Termasuk beberapa tips yang gak banyak orang tau. Kenapa saya bisa tau? Jawabannya ya karena saya terlalu sering berburu tiket gratis ini. Hahaha…
Sebagai informasi, tiket yang saya dapatkan kemarin adalah hasil perburuan di pagi hari. Jadi, terbukti kan gak harus begadang? Biasanya tiket gratis itu hanya untuk destinasi tertentu. Inilah alasan utama betapa pentingnya mendaftarkan email kamu untuk menjadi anggota BIG AirAsia, karena kamu akan mendapatkan informasi mengenai destinasi dan tanggal keberangkatannya. Jangan lupa juga untuk mengikuti akun media sosial AirAsia, mulai dari Facebook, Twitter, hingga Instagramnya. Satu lagi keuntungannya jika kita menjadi anggota BIG, yaitu kita akan mendapatkan diskon langsung yang tidak didapatkan oleh non-anggota BIG. Lumayan, ada selisih sekitar Rp30.000,00 per orang.
Tiket gratis bisa diakses melalui website AirAsia ataupun melalui HP. Seperti biasa, saya berburu tiket gratis melalui aplikasi AirAsia di HP supaya lebih praktis. Anggota BIG akan mendapatkan akses prioritas, sehari sebelum promo dimulai untuk umum. Pukul 23.00 tepat saya ikutan berburu, tetapi belum ada tiket gratis yang terlihat. Pikir saya, mungkin masih loading. Maka, tips dari saya mulailah berburu di pukul 23.30 atau 24.00 saja. Pukul 23.00 selain masih loading harganya, juga sulit aksesnya karena banyak yang berburu di jam tersebut.
Carilah destinasi wisata yang paling banyak tiket gratisnya, yaitu Malaysia. Saat berburu di tengah malam, saya sebenarnya mendapatkan tiket gratis ke Penang. Tetapi, karena Oktober kemarin saya baru ke Penang, jadi saya tidak ambil. Ketika cari destinasi lain, ternyata tidak ada yang gratis. Padahal saya mau mencari yang ke Kuala Lumpur. Biasanya KL juga banyak tiket gratisnya, tetapi ketika saya cari, tidak ada yang gratis. Saya hampir putus asa dan kecewa, lalu memutuskan untuk tidur dan mencoba di pagi harinya.
Keesokan harinya, saya mengecek lagi aplikasinya. Ternyata tiket gratis ke Penang sudah habis dan tidak ada lagi tiket-tiket gratis lainnya. Lalu saya berpikir, kalau semua yang gratis sudah habis semalam, berarti kasihan sekali yang non-anggota BIG, tidak akan mendapat tiket gratis. Rasanya tidak mungkin. Jadi saya berkesimpulan bahwa nanti malam, kuota pasti akan ditambahkan. Jadi saya ikut berburu lagi tengah malamnya, dengan tujuan mencari yang gratis ke KL. Tetapi ternyata hasil begadang sayapun masih sia-sia. Kali ini, yang gratis adalah Singapura. Saya tidak ambil karena Januari nanti saya memang akan ke Singapura.
Besok paginya, di tengah kesedihan saya, tiba-tiba saya mencurigai sesuatu. Saya iseng buka aplikasi dan melihat-lihat perkembangan. Daaannn… Jreng jreng.. Muncullah si tiket gratis dengan tujuan ke Kuala Lumpur. Yihaaaaa… Kecurigaan saya ternyata benar. AirAsia mengeluarkan tiket gratisnya dengan “mencicil” destinasi dan menambah kuota setiap harinya. Untung saja kemarin saya tidak jadi mengambil yang Penang dan Singapura. Xixixi…
Sekarang, saya akan menjelaskan cara berburu tiket gratis ya. Kuncinya hanya satu, KESABARAN. Karena kita perlu mencari tanggalnya satu persatu.
Langkah pertama adalah login ke akun BIG kamu. Lalu, pilih negara asal dan tujuannya. Kemudian, pilih tanggal keberangkatan. Jangan langsung pilih tanggal, lebih baik tunggu sampai terlihat harganya. Ini akan membantu kamu mendapatkan gambaran ada atau tidaknya tiket gratis. Jika sudah terlihat tulisan harga “150K”, pilihlah tanggal tersebut. Lakukan hal yang sama untuk memilih tanggal pulang. Jika tanggal kepulangan tidak ada yang gratis. Maka cobalah ganti tanggal keberangkatan. Ingat, tiket gratis AirAsia ini hanyalah untuk orang-orang yang liburnya fleksibel, bukan untuk orang yang mencari penerbangan di hari besar.

Pilih jumlah penumpang satu orang dulu




Harga yang diberikan dengan warna hijau berarti harga paling murah

Selanjutnya, pilihlah jumlah orang yang berangkat. Saat berburu, pilihlah hanya 1 penumpang dewasa saja, meskipun kamu mau berangkat bertiga atau lebih. Ini yang selalu saya lakukan. Mengapa? Karena beberapa tiket gratis sudah habis kuotanya sehingga hanya tersedia 1 tiket saja. Jika kamu masukan 3 orang, maka yang akan keluar adalah harga promo, bukan harga gratis. Inilah alasannya banyak orang yang bilang “dicari-cari juga gak nemu tiket gratisnya”, “Dilihat dari tanggal harganya 150 ribu tapi pas nyari kok gak ada yang 150 ribu?” Ya iyalah… Kan kuotanya Cuma untuk 1 orang. Kalau kamu masukin 3 orang ya keluarnya bukan yang gratis... 
Terus, berarti kita cuma bisa dapat 1 tiket gratis aja? Percuma dong kalau gitu… Eitsss… tunggu dulu.. Masih ada tips dari saya. Hahaha… Setelah mencari dengan memasukkan 1 orang, akan terlihat kuotanya. Jika terlihat tulisan “1 seats left at this fare”, silahkan coba cari tanggal lain sampai kamu mendapatkan tulisan “3 seats left at this fare” atau “4 seats left at this fare”. Catat tanggalnya. Lalu, cari ulang dengan tanggal yang sama dan masukkan jumlah orang yang sebenarnya. Dengan begini baru kelihatan harga tiket gratis yang kamu dapat. Selanjutnya, tinggal mengikuti langkah-langkah dan proses pembayaran. Akhirnya, kamu akan menikmati tiket gratis tersebut.

Kuota tiket gratis hanya untuk satu orang saja

Tiket gratis bisa untuk 3 orang

Tiket gratis bisa untuk 4 orang

Pengalaman saya selama ini menggunakan AirAsia sangat praktis dan nyaman. Semua proses check-in dapat dilakukan melalui HP atau website dan bisa juga check-in melalui mesin yang terdapat di Bandara. Stiker untuk bagasi juga bisa kita peroleh melalui mesin tersebut, sehingga kita tidak perlu repot antri hanya untuk check-in. Oh ya, saat pesanan tiketpun tidak ditanyakan nomor paspor. Jadi bagi yang belum mempunyai paspor atau paspornya sudah mau habis masa berlakunya, tetap bisa booking tiket AirAsia. Paspor hanya diperlukan pada saat proses check-in saja.
Saya selalu menyukai terbang bersama AirAsia karena awak kabinnya sangat ramah dan siap membantu. Saat take-off dan landing pun mulus, jadi tidak bikin deg-degan. Karena sebenarnya saya adalah seorang yang penakut, padahal sudah sering terbang.
Oh ya, setelah mendapatkan tiket gratisnya, jangan lupa melengkapi tiketmu dengan asuransi perjalanan, memilih kursi, membeli makanan, dan membeli bagasi. Semuanya sangat mudah dilakukan, hanya melalui website atau aplikasinya saja. Saran saya, lebih baik membeli bagasi dan makanan menu santan sebelum kita berangkat, karena harganya lebih murah.
Kesimpulannya, tiket gratis AirAsia itu BUKAN HOAX dan sangat mudah mendapatkannya asalkan kamu rajin, sabar, dan tentunya tau tips dan triknya. Cara ini yang selalu saya pakai jika saya berburu tiket gratis. Duh, gak kehitung deh berapa kali saya ke luar negeri bersama orang tua saya menggunakan tiket gratis. Sesuai dengan motonya AirAsia “NOW EVERYONE CAN FLY”, memang benar-benar terjadi. Siapa sih yang gak mau terbang dengan tiket gratis? Betul gak? Hehehe… Semoga tulisan ini bisa membantu kalian untuk mendapatkan tiket gratis ya. Dan tentunya juga semoga semua bisa bahagia bersama AirAsia.

Wednesday, October 23, 2019

Pengalaman Saya Bahagia Bersama AirAsia #BahagiaBersamaAirAsia (Info Tiket Gratis dan Destinasi Wisata)


Kalau biasanya saya mulai artikel saya dengan kalimat “Tiket gratis lagi!! Yuhuuuu…”, kali ini saya akan membagikan pengalaman saya terbang bersama AirAsia yang sebagian besarnya saya dapatkan dari berburu tiket gratis. Banyak sekali pertanyaan dari teman-teman yang ditujukan ke saya mengenai tiket hemat / gratis dari AirAsia ini. Maka, saya akan coba berbagi lewat tulisan ini. Mudah-mudahan bisa memenuhi rasa ingin tahu dari kalian ya.

Salah Satu Pesawat AirAsia

Saya mengenal AirAsia dari jaman masih sekolah (sekitar tahun 2004). Waktu itu, saya berkeinginan untuk travelling, tetapi apa daya, ekonomi tidak memungkinkan. Apalagi sampai meminta uang dari orangtua. Rasanya tidak mungkin.
Ketika mendekati lulus kuliah, teman-teman mengajak saya ke Bali untuk acara perpisahan. Nah, inilah pertama kalinya saya terbang bersama AirAsia. Jujur, waktu itu saya memilih AirAsia karena maskapai ini yang paling murah di antara maskapai lain. Ternyata, saat naik pesawatnya, saya merasa sangat nyaman. Apalagi pada saat take-off dan landing. Menurut saya, setiap kali saya naik AirAsia, saya selalu merasa aman ketika take-off dan landing. Sejak saat itu, saya jadi “ketagihan” berburu tiket AirAsia.
Bagaimana dengan tiket gratis? Oke, saya akan bahas caranya ya… Sebenarnya caranya sangat mudah. Buktinya, saya sudah berkali-kali dapat tiket gratis ke luar negeri. Sebelum ada promo tiket gratis, saya sangat menyarankan kalian untuk mendaftarkan email kalian menjadi anggota BIG. Banyak banget keuntungannya kalau kita menjadi anggota BIG, mulai dari mendapat info-info terbaru hingga pengumpulan poin yang dapat kita tukarkan lagi menjadi tiket. Seru kan? Keuntungan yang paling bermanfaat bagi saya adalah dengan menjadi anggota BIG, kita mendapatkan prioritas satu hari dalam berburu tiket gratis. Lumayan loh, jadinya tidak terlalu banyak saingannya.
Untuk berburu tiket gratis, biasanya akan dimulai pukul sebelas malam. Tips dari saya, kita berburu di sekitar jam dua belas saja, karena biasanya pukul sebelas itu banyak banget yang sudah antri mau berburu, jadi kadang-kadang agak sulit dapatnya. Pengalaman saya sih biasanya lebih mudah di jam 12 atau jam 1. Berburunya bisa lewat aplikasi di HP ataupun lewat website AirAsia ini. Saya selalu menggunakan aplikasi di HP, karena lebih praktis dan bisa cari-cari tiket di mana saja. Kemudian, rute yang gratis paling banyak adalah rute internasional, seperti Malaysia dan Singapura. Jangan mencari tiket gratis untuk penerbangan high season ya. Tidak akan dapat. Tiket normal aja jadi mahal kan kalau high season? Hehehe… Usahakan cari penerbangan di weekdays, tetapi tidak menutup kemungkinan dapat weekend. Saya pernah dapat weekend untuk penerbangan gratis ke Penang.
Saat berburu tiket gratis, harus cepat memutuskan ya… Jadi jangan lama-lama mikirnya. Nanti keburu lepas tiket gratisnya. Jadi biasanya, saya langsung booking begitu dapat. Setelah tiket sudah di tangan, baru deh saya beli ini-itu. Nah, apa saja yang bisa kita lakukan di aplikasi atau website AirAsia?
Membeli kursi. Ini hal yang paling sering saya lakukan, karena saya biasanya pergi bertiga dengan orang tua saya. Jadi saya tidak mau duduk terpisah dengan mereka. Nah, untuk kursi ini dibagi menjadi beberapa kategori. Tinggal pilih mana yang paling nyaman untuk kalian.
Membeli asuransi. Ini juga penting lho untuk jaga-jaga. Asuransi ino bukan hanya mencakup jiwa, tetapi juga untuk bagasi dan keterlambatan.
Makanan (menu Santan). Saya paling sering terbang di pagi hari dan malam hari, karena gak mau rugi. Hahaha… Jadi, saya biasanya membeli makanan di pesawat. Tips dari saya, lebih baik beli makanan sebelum penerbangan, supaya lebih murah dan lebih bamyak variasi. Menu Santan dari AirAsia juga banyak variasi dan menurut saya, rasanya sangat enak.




Menu Santan AirAsia
Bagasi. Beberapa kali penerbangan terakhir, saya selalu membeli bagasi, karena saya baru memulai bisnis jastip. Kalau hanya bagasi kabin, pasti tidak cukup.
Check-in. Kita juga bisa check-in lewat aplikasi loh. Ini sangat memudahkan, apalagi jika penerbangan paling pagi. Jadi kita tidak perlu datang terlalu awal hanya untuk antri check-in. Di bandarapun, kita bisa melakukan proses check-in lewat mesin AirAsia. Prosesnya mudah, hanya dengan men­-scan­ paspor dan melaporkan berapa koper yang akan masuk bagasi. Setelah itu, akan keluar tiket dan stiker untuk dipasang di koper. Kalau masih bingung, jangan takut karena di sana pasti ada petugas yang siap membantu.
Banyak rute yang bisa dijangkau AirAsia. Kali ini, saya akan membagikan pengalaman saya ke beberapa destinasi yang sudah pernah saya kunjungi dengan pesawat AirAsia.
Domestik:
Bali. Pertama kali saya terbang dengan AirAsia ya ke Bali ini. Pergi bersama teman-teman untuk acara perpisahan di tahun 2010. Kemudian di tahun 2015, saya ke Bali lagi bersama keluarga. Bali merupakan surganya pecinta laut. Ini merupakan salah satu destinasi utama di Indonesia. Bukan hanya laut, tapi Bali juga terkenal dengan wisata kebudayaannya. Saya ada rencana untuk balik lagi ke Bali untuk mengunjungi GWK yang sekarang sudah bagus.

Tegalalang - Terasering di Bali

Kintamani

Objek Wisata Pura
Jogjakarta. Saya sudah 4 kali ke Jogja, yaitu di tahun 2014, 2015, Juni 2018, dan Desember 2018. Pengalaman paling menarik yaitu di Juni 2018. Saat itu, sengaja saya pergi di  tanggal ulang tahun papa. Beliau sangat menyukai gunung. Keinginannya ke Merapi tercapai di tahun 2018 kemarin. Tidak hgnya Merapi, kami juga ke Dieng dan Sarangan. Ini adalah destinasi-destinasi yang ingin dikunjungi papa. Senang rasanya bisa mengajak beliau ke tempat yang ingin ia kunjungi.


Prambanan

Borobudur

Wisata Merapi

Wisata Merapi

Hutan Pinus

Museum Ullen Sentalu

Candi Sambisari

Internasional:
Malaysia (Kuala Lumpur). Saya sudah 4 kali ke negara tetangga ini dengan menggunakan tiket gratis, yaitu di tahun 2012, 2013, 2015, dan 2018. Tempat wisata favorit saya di KL adalah Genting dan Batu Caves. Saya sangat menyukai suasana sejuk di Genting. Pengalaman tak terlupakan adalah ketika naik kereta gantung (skyway). Awalnya ketika baru naik, saya berani. Tapi begitu sampai di titik tertinggi, saya langsung takut. Karena pemandangannya tertutup kabut semua dan kereta gantungnya bergoyang tertiup angin. Wah, rasanya seperti olahraga jantung, tapi bikin ketagihan. Hahaha… Di genting, tidak hanya terdapat shopping mall saja, tetapi juga ada Chin Swee Temple. Sempatkan diri kalian ke sini ya, karena pemandangannya sangat indah. Batu Caves juga tempat favorit saya. Dulu waktu pertama kali pergi, tangga-tangganya masih belum secantik sekarang. Jangan lupa juga untuk membeli nangka di Batu Caves ini, karena nangkanya sangat manis.

Menara Kembar Petronas

Mall di Genting

Awana Skyway Menuju Genting

Chin Swee Temple

Melaka

Sungai Melaka

Batu Caves (Sebelum Renovasi)

Batu Caves (Setelah Renovasi)
Malaysia (Penang). Baru Oktober 2019 kemarin saya mengunjungi Penang dengan tiket gratis. Tempat ini juga menarik dengan segala kulturasi budayanya. Penang juga merupakan salah satu destinasi pecinta kuliner, karena kuliner di sini sangat enak dan murah.

Rainbow Skywalk Komtar

Kek Lok Si Temple

Bukit Bendera - Penang Hill

Penang Peranakan Mansion

Street Art
Singapura. Terakhir kali saya mengunjungi Singapura di tahun 2013. Januari 2020 nanti, saya akan ke Singapura lagi. Ini adalah negara favorit saya karena keamanan, kebersihan dan ketertibannya. Semoga suatu hari nanti, Indonesia bisa bersih dan tertib seperti Singapura ya… Saya senang berkunjung ke Singapura karena transportasi di sana sangat mudah.

Merlion dan Esplanade

Merlion dan Marina Bay Sands

Patung Stamford Raffles

CHIJMES

Bugis Junction

Clarke Quay

Universal Studio

S.E.A Aquarium di Sentosa Island

Pertunjukkan Crane Dance di Sentosa Island

Itulah pengalaman saya travelling ke beberapa destinasi wisata dengan tiket murah dan tiket gratis dari AirAsia. Terus terang, saya tidak pernah membayangkan bisa pergi berkali-kali ke luar negeri dengan biaya yang terjangkau dan bisa mengajak orang tua juga. Terima kasih Air Asia. Ayo kita #BahagiaBersamaAirAsia !
 
Jangan lupa foto bersama pesawat AirAsia :) 

Saturday, October 12, 2019

Trip to Penang 4-6 Oktober 2019 - Bahagia Bersama AirAsia #BahagiaBersamaAirAsia


PROLOG
Tiket gratis lagi!! Yuhuuuu… Kali ini perjalanan saya ke Penang. Pasti panyak pertanyaan, "Kok bisa??". Jawabannya, PASTI BISA kalau terbangnya pakai Air Asia. Jujur, saya sudah berkali-kali mendapatkan tiket gratis dari Air Asia. Saya sangat bahagia terbang bersama AirAsia.
Bagaimana caranya bisa dapat tiket gratis? Wah, caranya gampang banget. Pertama, pastikan sudah daftar menjadi anggota BIG ya.. Keuntungannya adalah, kita bisa mengumpulkan poin yang nantinya akan bisa ditukar dengan tiket. Keuntungan lain yang paling saya suka adalah saya mendapatkan akses 1 hari sebelum non anggota BIG untuk berburu tiket gratisnya. Sesuai pengalaman saya yang sering banget dapat tiket gratis, gak susah koq dapatnya. Asal jangan carinya pas high season aja ya.
Waktu mau ambil tiket gratis ke Penang ini, saya sempat berpikir, “Mau ngapain ya ke Penang? Kan gak ada tempat wisatanya.” Jadi saya hanya ambil 3 hari ke sana. Ternyata oh ternyata, saya amat sangat menyesal hanya ambil 3 hari saja. Hikss…
Bagi yang punya pemikiran sama dengan saya, kalian salah besar. Banyak sekali tempat wisata di Penang yang bisa kita kunjungi. Tentu saja, bukan hanya rumah sakit ya. Hehehe… Puji Tuhan, perjalanan ke Penang ini bukan dengan tujuan berobat. Jadi bisa puas jalan-jalannya.
Perjalanan kali ini, saya juga mencoba untuk jualan alias jastip produk-produk Malaysia, seperti cemilan dan obat-obatan. Sebenarnya dari dulu sudah kepikiran mau buka jastip. Tapi belum ada kesempatan dan kemauan. Baru kali ini saja mau mencoba, siapa tau bisa laku. Dan ternyata, banyak banget yang pesan. Lumayan loh keuntungannya bisa dipakai untuk membeli tiket wisata di sana, atau bahkan mungkin bisa menggantikan semua biaya selama di sana.
Jastip perdana kali ini, saya gak berani bawa banyak-banyak. Selain karena saya bawa orangtua yang pastinya tidak bisa banyak membantu untuk bawa, juga karena saya belum paham masalah pajak bea cukai dll. Jadi masih takut-takut bawanya. Setelah belajar dari pengalaman ini, baru deh saya berani bawa lebih banyak lagi. Asal bukan barang bermerk mahal sih kayaknya aman-aman aja ya.

Sebagian dari Titipan Teman-teman
Oke, balik lagi ke perjalanan ke Penang ini. Karena hanya 3 hari di sana, ditambah dengan setengah hari yang pasti sudah habis dipakai untuk belanja, jadi saya tidak banyak ke tempat wisata. Di sini saya hanya membahas beberapa tempat yang memang saya kunjungi.
Saya berangkat dan pulang dengan Air Asia, mendapat tiket gratis dan hanya bayar airport tax saja, yaitu sekitar Rp400.000,00 pp. Saya juga membeli makanan di pesawat dan membeli bagasi karena pasti bawa banyak barang jastip.
Untuk hotel, saya menginap di Hutton Central II Hotel. Lokasinya bukan di tengah tempat wisata, tetapi tidak jauh kok. Saya jalan kaki ke Komtar hanya 12 menit. Jangan khawatir juga karena di sana mudah sekali menemukan Grab mobil. Kita tidak perlu mengubah setting apa-apa di aplikasi Grab kita yang dari Indonesia. Secara otomatis langsung bisa digunakan dengan pembayaran uang tunai. Tarifnya pun tidak jauh berbeda dari tarif yang di Indonesia.
Hutton Central II Hotel ini bisa dikatakan mirip dengan apartemen 1 kamar. Begitu kita membuka pintu kamar, ada tangga yang menuju ke atas. Di sana sudah tersedia kulkas, mesin cuci, kompor, peralatan masak, TV, ruang makan, kamar mandi, dan 1 kamar. Semua peralatan boleh kita gunakan. Ada sofa bed juga yang bisa dibuka dan muat untuk 2 orang. Jadi totalnya bisa menampung sampai 4 orang. Harganya menurut saya juga sangat terjangkau. Saya pesan lewat Tiket.com dengan harga Rp550.000,00 per malam, tidak termasuk sarapan. Di bawah hotel ini terdapat tempat karaoke yang tentunya buka sampai pagi. Inilah kelemahan hotel ini, berisik dengan suara orang menyanyi. Tapi menurut saya, suaranya tidak sampai menggangu tidur sih. Apalagi kalau tidurnya di kamar. Papa saya yang tidur di sofa bilang gak terlalu mengganggu. Kecuali pada hari Sabtu, berisik sampai jam 3 pagi dan lumayan mengganggu. Tapi saya yang tidur di kamar sih tidak begitu terganggu.
Makanan di lokasi hotel cukup banyak. Saya menemukan tempat makan enak dan murah di dekat hotel. Namanya Nana Tomyum. Tempat makan ini buka dari jam 12 siang sampai jam 12 malam dan selalu ramai dengan pengunjung. Makanan favorit di sini tentunya adalah Tomyum. Oh ya, ini tempat makan halal ya.

HARI PERTAMA : GURNEY PLAZA DAN KOMTAR
Cuaca di Penang sedang memasuki musim hujan. Jadi di sana hampir setiap hari hujan. Tidak deras sih, hanya gerimis. Tapi lumayan membuat badan basah. Saya hujan-hujanan terus selama di sana. Hahaha…
Begitu mendarat di bandara, saya langsung membeli nomor sim card di sana dan membeli paket internet. Saya membeli Hot Link dengan harga RM25 yang sudah termasuk internet 8GB dan unlimited social media (pilih antara unlimited untuk WA, Line, dll atau unlimited untuk Instagram, Facebook, dll). Konter penjualan sim card ini hanya satu. Jadi kebayang kan betapa antrinya. Tapi mereka pelayanannya cepat kok.
Dari bandara, saya mencoba untuk menggunakan aplikasi Grab. Ini pertama kalinya saya menggunakan Grab di luar negeri. Ternyata mudah loh. Harganya hanya RM22 dari bandara ke hotel. Driver Grabnya juga sangat ramah, dia member tahu banyak info-info tempat wisata.
Setelah sampai di hotel, kami belum bisa masuk ke hotel karena jam check in adalah jam 3 sore. Jadi saya memutuskan untuk menitip koper dan belanja barang pesanan dulu ke Gurney Plaza. Dari hotel ke Gurney Plaza naik grab seharga RM7.
Gurney Plaza ini adalah shopping mall yang cukup besar menurut saya. Waktu saya datang, ada Festival Boba di sini. Tetapi saya tidak menemukannya. Mungkin di bagian lain mall itu ya. Saya juga menyempatkan diri untuk makan di resto Penang Road Famous Teochew Cendol di lantai basement. Makanan yang disajikan adalah makanan khas Malaysia, mulai dari nasi lemak, asam laksa, sampai cendol yang terkenal juga ada. Menurut saya, masakannya cukup enak, harganya cukup mahal karena terletak di mall. Yah, harganya standar mall lah.
Setelah berbelanja, saya kembali ke hotel untuk check-in dan istirahat sebentar. Sore hari, saya mencoba berjalan kaki ke Komtar. Ada apa di Komtar? Di atas bangunan paling tinggi di Penang ini, terdapat lantai kaca yang dapat kita lewati dan terlihatlah pemandangan jalanan di bawah dari lantai 68. Saya cukup penasaran ke sana karena menurut pengakuan beberapa orang, banyak yang tidak berani ke sana.
Dari hotel, kami berjalan kaki ke Komtar. Ketika melihat Google Maps, perjalanannya hanya 12 menit jalan kaki. Tapi ketika sampai di persimpangan jalan, saya melihat tulisan Penang Road Famous Teochew Chendul di peta. Kali ini beneran yang di pinggir jalan, bukan yang di mall. Mumpung searah, saya mengikuti peta menuju ke tukang cendol yang terkenal banget di Penang.
Lokasinya di dalam gang. Namanya Lebuh Keng Kwee. Di sana tidak hanya menjual cendol, tetapi juga ada yang menjual asam laksa, mie, nasi goreng dan makanan khas Malaysia. Biasanya antriannya sangat panjang. Mungkin sudah rejeki saya, antriannya tidak terlalu panjang saat saya datang. Tapi setelah saya selesai makan, antriannya panjang lagi.

Penang Road Famous Teochew Chendul

Antrian Cendol
Di sini saya membeli cendol (mohon maaf, saya lupa harganya), Asam Laksa (RM5), Poh Piah (RM5 untuk 2 pcs), dan Pie Tee (RM5 untuk 5 pcs). Saya kurang begitu suka dengan Poh Piah karena saya kurang suka sotong.
Cendol

Asam Laksa

Pie Tee

Poh Piah

Daftar Harga
Setelah kenyang makan cemilan, saya melanjutkan perjalanan ke Komtar. Sudah tidak terlalu jauh sebenarnya. Hanya saja, saya bingung dengan pintu masuk ke Komtar. Dengan bertanya dua kali ke orang sekitar, baru deh saya bisa menemukan pintu masuknya. Dari lantai dasar, kami naik lift ke tantai 3 untuk membeli tiket masuk. Sekedar info, sebenarnya semua tiket masuk wisata itu lebih murah kalau kita beli online di aplikasi seperti Traveloka atau Klook. Saya tidak membeli online karena saat pergi ini, papa saya sedang sakit. Jadi tidak bisa dipastikan tempat wisata mana saja yang akan saya kunjungi.
Jika membeli tiket di konter, harga tiket ke Top Rainbow Skywalk (Single entry) saja untuk dewasa RM68 dan untuk anak-anak dan senior (di atas 60 tahun, dengan menunjukkan paspor) RM48. Tiket ini hanya untuk ke Top Rainbow Skywalk saja. Setelah membeli tiket, kami berjalan ke arah patung beberapa orang terkenal. Kemudian kami naik lift menuju lantai 65. Di lantai 65 ini, kami disuguhkan film pendek mengenai sejarah Komtar. Setelah menonton film pendek itu, pintu ruangan terbuka dan kita bisa menikmati foto-foto di lantai kaca. Ini bukan Rainbow Skywalk ya.

Ada yang tahu ini siapa?

Foto di Lantai 65
Untuk ke Rainbow Skywalk, kita harus naik lift 3 lantai lagi. Sampai di atas. kita melewati restoran, baru kemudian menemukan Rainbow Skywalk. Berjalan di atas kaca ini tidak boleh menggunakan alas kaki. Atau kalau mau menggunakan alas kaki, harus dibungkus dengan kain yang sudah disiapkan. Tujuannya adalah supaya kaca tetap aman dan tidak tergores pasir atau tanah yang ada di alas kaki kita. Oh ya, di atas kaca ini juga kita tidak boleh bawa tongsis. Sedihnya…

Rainbow Skywalk

Foto dari Atas Rainbow Skywalk
Bagi kalian yang takut ketinggian, kalian tetap bisa menikmati tempat ini kok. Kalian bisa duduk-duduk menikmati angin yang bertiup kencang. Dekorasinya juga bagus untuk foto-foto. Gak nyesel sih ke Komtar ini. Paling bagus mengunjungi komtar ini adalah sore atau malam. Pukul 7 di Penang itu masih terang, mirip seperti pukul 5.30 di Jakarta. Kalau sudah gelap, pemandangan dari atas Komtar ini indah sekali dengan lampu-lampu yang menyala.
Dari Komtar, karena sudah lelah berjalan kaki, saya memutuskan untuk naik Grab pulang ke hotel seharga RM4. Makan malam di Nana Tomyum dekat hotel saja.

Makanan di Nana Tomyum

HARI KEDUA : KEK LOK SI TEMPLE, BUKIT BENDERA, DAN STREET ART
Keuntungan dari jalan-jalan sendiri (tanpa ikut tur) adalah…… bisa bangun suka-suka kita. Hahaha… Karena kemarin malam kami berangkat jam 3 pagi ke bandara dan kurang tidur, alhasil kami bangun siang di hari kedua ini.
Cuaca mendung di hari kedua. Tetapi untungnya tidak hujan. Kami sarapan di dekat hotel. Ada yang menjual masakan rumahan (mirip warteg) dengan self service. Makanannya enak dan lumayan murah. Hanya jalan kaki ke dekat Hotel Penaga (Lebuh Clarke). Namanya Simple Café Penang.
Dari tempat makan, kami berangkat naik Grab ke Kek Lok Si Temple seharga RM12. Tempat ini adalah wihara yang terdapat di atas bukit. Awalnya, saya tidak ada rencana ke sini. Tapi ketika lihat foto-fotonya yang indah, saya jadi tertarik ke sana. Kata orang-orang, belum ke Penang kalau belum ke sini.
Kek Lok Si ini memang tempat ibadah. Tapi saya melihat banyak orang-orang yang beragama lain ke sini, termasuk saya. Menikmati pemandangan yang indah dari atas bukit, melihat pagoda dan patung Dewi Kuan Im yang terbuat dari perunggu setinggi 30 meter sangatlah sayang untuk dilewatkan.
Pagoda di Kek Lok Si Temple

Patung Dewi Kuan Im yang Terbuat dari Perunggu

Patung Naga (12 Shio)

Patung Anjing (12 Shio)

Patung Kerbau (12 Shio)
Tempat wisata ini gratis, kita hanya perlu membayar sekitar RM2 (saya lupa) untuk menaiki kereta yang melintas di jalan curam untuk naik ke atas bukit. Harga tersebut untuk dua kali perjalanan (naik dan turun).
Saya menyempatkan diri membeli beberapa “pita permohonan”. Masing-masing pita sudah dituliskan kategori permohonannya. Kita cukup menuliskan nama di pita tersebut, kemudian berdoa dan menggantungkan pita itu di pohon buatan. Donasi untuk 1 pita adalah RM1 saja.
Pita Permohonan

Pitanya Digantung di Sini
Dari Kek Lok Si Temple, saya menuju ke Penang Hill Bukit Bendera. Naik grab dari Kek Lok Si ke Bukit Bendera hanya RM6 saja, karena memang sudah dekat. Kesan saya di Bukit Benderan ini adalah CAPEK ANTRI! Hahaha… Duh, kesannya jelek sekali ya? Gak jelek kok. Pemandangan dari bukit ini indah banget! Hanya saja, karena saya sudah keburu capek antri, jadi saya gak niat lagi jalan kaki ke The Habitat. Tadinya memang saya mau ke The Habitat itu. The Habitat mirip kayak di Komtar. Jadi kita berjalan di atas kaca. Tapi apa daya, jalannya jauh dan saya sudah capek. Jadi saya urungkan niat saya ke sana.
Penang Hill ini posisinya jauh lebih tinggi dari Kek Lok Si. Di sini, kita juga menaiki kereta yang melintasi jalan curam untuk sekitar 10 menit. Harga tiket masuk Penang Hill RM30 untuk dewasa dan senior. Kalau malas antri, kita bisa membeli tiket jalur cepat (fast lane) seharga RM80.
Saat membeli tiket, kita akan mendapatkan nomor antrian. Setelah dari loket pembelian tiket, kita tidak perlu terburu-buru ikut antrian untuk masuk. Tunggu saja sampai nomor antrian kita ditampilkan di layar TV yang terdapat di mana-mana. Waktu itu, saya menunggu sekitar 1 jam sambil makan siang di resto yang ada di sana. Di resto juga ada layar TV-nya, jadi tidak akan terlewat. Begitu sudah ada nomor antrian kita, baru kita mengantri untuk masuk ke dalam.
Tadinya saya pikir, nomor antrian itu adalah nomor antrian untuk naik kereta. Ternyata oh ternyata…… di dalam antriannya masih sangaaaatttt panjang… Hahaha… Sabar-sabar aja deh kalau ke sini.
Dari atas bukit, kita bisa melihat pemandangan kota Penang. Untuk ke The Habitat, kita perlu jalan kaki lagi. Cukup jauh katanya. Saya tidak tahu persisnya berapa km lagi, karena saya tidak jadi ke sana.
Dari Atas Penang Hill

Dari Atas Penang Hill
Untuk pulang, lagi-lagi kami harus antri naik keretanya. Tapi antrian turun tidak selama antrian naik tadi, tapi tetap saja lama. Hiksss…
Saat akan pulang dari Bukit Bendera, saya kesulitan mencari Grab. Mungkin karena tidak ada Grab di sekitar situ, ditambah dengan gerimis, jadilah harga Grab makin mahal. Setelah mencari cukup lama dan tarifnya naik terus, akhirnya saya dapat dengan harga RM20 (seharusnya hanya RM10 saja L). Gak apa-apa lah, yang penting bisa pulang.
Balik ke hotel, istirahat sebentar sambil urus-urus jastip. Kami berencana pergi lagi ke Street Art yang terkenal di Penang. Tapi suasana hujan. Akhirnya setelah menunggu lama, tapi hujannya tidak reda juga, kami nekat pergi hujan-hujanan (hanya gerimis sih).
Untuk bisa mencapai semua street art dengan berjalan kaki, saya sudah riset dulu lewat google maps. Sampai-sampai saya menuliskan rute dan belokan-belokan, saya catat di buku kecil. Mengapa sampai segitunya? Karena saya cari di internet, rata-rata orang hanya ke street art yang terkenal saja, tidak berjalan kaki ke semuanya. Jadi, di bawah ini saya akan menuliskan rute lengkap jalan kaki ke semua street art sampai ke Clan Jetties di ujung. Tidak jauh kok jalan kakinya. Santai saja sambil foto-foto. Kebetulan sedang gerimis, jadi tidak banyak yang foto-foto. Kesempatan untuk saya puas-puasin foto tanpa antri. Hahaha…
Dari hotel saya ke Hotel Armenian Street Heritage (naik Grab RM5). Perjalanan mencari street art dimulai dari Lebuh Armenian yang terletak di sebelah Hotel Armenian itu. Berjalan menelusuri Lebuh Armenian, pas di belokan ada “Then & Now Sculpture”. Berjalan lagi sampai ketemu perempatan, lurus lagi. Pertigaan pertama lurus. Kemudian, ada tempat sewa sepeda di sebelah kiri ada “Street Art Magician”. Pertigaan (bangunan berwarna ungu), belok kiri (Lorong Soo Hong). Di tembok kiri, ada “Street Art Kids Shout”, lalu berjalan lurus lagi sampai mentok, belok kanan ke Lebuh Ah Quee, lurus lagi, pertigaan pertama belok kiri. Setelah itu, ada pertigaan pertama belok kanan (pertigaan ini tidak bisa dilalui kendaraan, tetapi kita bisa berjalan kaki). Jalanannya cukup sepi karena tidak banyak orang yang tahu. Telusuri gang ini, ada street art “Happy Dog with Steak” dan “Bruce Lee”. Sayangnya, street art ini sudah rusak dan tidak terlihat jelas. Dari Bruce Lee tadi, jalan lurus, mentok belok kiri (jalan di Lebuh Ah Quee lagi). Di sini lah terdapat mural yang terkenal, yaitu “Boys on Motor”, “Boys with Dino”, dan “Pollution”. Antrian paling banyak adalah di mural “Boys on Motor”. Setelah itu, jalan lurus lagi, mentok belok kanan (Beach Street), lurus lagi, perempatan besar belok kanan. Di sini juga terdapat mural terkenal “Kids on Bike” (Lebuh Armenian). Lalu berjalan ke arah Zain Xan (Gat Lebuh Armenian). Lurus ada “Skippy Cat” di sebelah kiri, jalan lagi ada “Monkey” dan “Cats” di sebelah kanan.

Then and Now Sculpture

Street Art

Three Little Girl

Kids Shout

Happy Dog with Steak

Bruce Lee

Boy on Motor

Pollution

Boy with Dino


Kids on Bicycle

Skippy the Cat

Monkey

Cats
Jika kita berjalan lurus lagi, kita akan menemukan Jetty Food Court. Di sini kita bisa bersantai sejenak sambil makan atau minum. Dari Jetty Food Court juga tinggal lurus saja dan sudah tidak jauh ke Clan Jetties.
Ngemil di Jetty Food Court

Clan Jetties of Penang
Menikmati Clan Jetties sebaiknya jangan di malam hari, karena gelap dan tidak bisa foto-foto. Saya ke sana malam hari dan tidak lama menikmati pemandangan di sana. Setelah dari Clan Jetties, kami pulang dengan Grab (RM6). Dan, lagi-lagi makan malam di Nana Tomyum. Hahaha… Ketagihan makan di sana.
Makanan di Nana Tomyum

HARI KETIGA : PINANG PERANAKAN MANSION, PULANG L
Last day in Penang. Hikss…… Selalu sedih kalau di hari terakhir liburan. Apalagi saya merasa sangat betah di Penang ini. Tapi, apa boleh buat, liburan gak boleh lama-lama, karena harus kembali mencari uang buat ditabung untuk jalan-jalan berikutnya. Kalau ada alasan seperti ini, pastinya jadi semangat buat kerja. Hehehe…
Hari terakhir ini memang saya tidak banyak ke tempat wisata. Karena bangun tidur sudah siang dan langsung beres-beres koper. Kali ini packing agak kesulitan karena banyak bawa barang jastip. Tapi tentunya harus disyukuri, karena dengan jastip ini saya bisa mengurangi biaya yang saya keluarkan selama jalan-jalan ini.
Pinang Pernakan Mansion adalah sebuah bangunan yang dulunya adalah rumah orang kaya jaman dulu (Baba Nyonya). Bangunan ini kemudian dijadikan sebagai museum. Museum ini terletak di Lebuh Gereja yang merupakan jalanan satu arah, dekat kawasan Little India Penang. Naik Grab dari hotel ke sini hanya membutuhkan RM5 saja.
Dari depan, tidak tampak kemewahan bangunan ini. Hanya seperti rumah biasa saja. Tetapi begitu masuk ke dalam, baru terasa betapa orang yang memiliki rumah ini (dulunya) adalah orang yang sangat kaya. Rasanya, membayar tiket masuk seharga RM20 tidak terbuang sia-sia. Banyak tempat-tempat yang bagus untuk difoto. Ada ruang keluarga, ruang makan, kamar tidur, dapur, tempat sembahyang, hingga di lorong dan tangga pun sangat bagus untuk dijadikan spot selfie. Saya menghabiskan kurang lebih 2 jam di museum ini. Museum ini juga memperlihatkan pakaian dan perabot rumah tangga jaman dulu. Kita seperti flashback ke kehidupan kala itu.

Pinang Peranakan Mansion

Ruang Tamu

Ruang Makan

Kamar Tidur

Lorong

Tangga Menuju Lantai 2

Meja Abu untuk Sembahyang

Setelah puas berfoto-foto, saya memutuskan untuk kembali ke hotel dan kemudian langsung menuju bandara. Kata driver Grab yang pertama kali membawa saya ke hotel, lebih baik kasih waktu 2 jam untuk ke bandara. Menurut beliau, kalau hari Minggu sore, jalanan kea rah bandara akan macet, karena jalanan tersebut adalah jalanan utama, di mana kalau kita dari Johor, Ipoh, ataupun Singapura pasti melewati jalan itu. Kebayang dong akan macet kayak apa? Untungnya, ketika saya lewat (pukul 13.00an), jalanan sangat lancar.

EPILOG
Jadi, apakah mau balik lagi ke Penang? Jawabannya tentu saja MAU BANGET!! Apalagi kalau dapat tiket gratis lagi. Hahaha…
Next time, kalau balik ke Penang lagi, saya mau pagi-pagi dan weekdays datang ke Bukit Bendera (supaya sepi) dan berjalan kaki ke The Habitat. Saya penasaran sama tempat itu. Sepertinya malah The Habitat ini adalah tempat wisata paling hits di Penang.
Selain itu, saya juga mau ke Blue Mansion, Gurney Drive Hawker Center, dan banyak tempat-tempat lainnya. Mudah-mudahan Air Asia bisa kasih tiket gratis ke sana lagi. Amin.